AGENDA KELUARGA

*** Pertemuan Keluarga berikut bertempat di rumah Bapak Samsul Huda di Perum Green Cerme bloj B5/12 RT.06 RW 03 Kel. Kambingan Kec. Cerme-Gresik ***

Selasa, 22 Maret 2016

Egois Awal penyebab Matinya Hati


Permasalahannya, bisa jadi sikap kitalah yang justru menyebabkan hati sakit. Di antara sikap itu adalah egoisme, atau menjadikan keakuan sebagai patokan dalam menjalani kehidupan. Tidak jarang kita mendepankan keakuan ini dalam pergaulan. Pada saat terjadi diskusi yang membahas permasalahan tertentu, misalnya, kita tidak bersedia menerima pendapat orang lain yang berbeda pendapat.
Sikap seperti ini merupakan indikasi bahwa virus egoisme telah masuk kedalam jiwa. Dengan demikian, tidak jarang kita mempraktikkan perilaku mau menang sendiri dan alpa dengan perasaan sahabat orang lain. Kita harus segera mengobatinya, karena jika tidak, kita sendiri yang akan mengalami kekalahan dan kehancuran.
Dengan sikap egois tersebut, memang pada mulanya kita seakan-akan sedang meraih kemenangan. Namun, pada dasarnya kita sedang menunggu kekalahan besar dan penyesalan. Kedua hal itu bisa datang dari orang lain yang terluka akibat sikap kita.
Yang paling berbahaya adalah jika hati kita dan menanti kematiannya. Matinya hati akan membuat cahaya Allah tidak akan pernah lagi masuk dan menyinari diri kita. Apabila ini yang terjadi, kita sungguh sangat merugi dan terhina. Demikianlah akibat dari sikap keakuan, seolah-olah diri kita lebih baik daripada orang lain.
Sejatinya, cahaya Allah selalu bersinar. Cahaya ini mewujud dalam semua unsur dari kehidupan, dan senantiasa mencari orang yang selalu membuka hati untuk menerimanya. Memang, tidak sedikit orang yang tidak acuh dengan baluran cahaya itu. Meskipun demikian, apakah kemudian Allah marah dan berhenti memberikan cahaya-Nya?? Tidak. Allah terus saja menyinarkan cahaya-Nya kepada kita.
Cahaya Allah seperti sinar matahari yang setiap hari menyinari kita dan kehidupan. Tidak sedikit orang yang menutup jendela dan pintu rumahnya kala sinar matahari menyapa. Hanya saja, apakah matahari kemudian marah dan tidak bersinar lagi? Jawabnya juga tidak.
Walaupun Allah tidak marah, tetapi dengan sikap kita yang enggan menerima cahaya-Nya, kitalah yang sangat merugi. Sebab cahaya tersebut akan mendatangkan kebaikan, kesuksesan dan kebahagiaan. Adalah aneh jika cahaya itu bisa didapatkan dengan gratis dan menjanjikan manfaat yang luar biasa, namun tetap tidak diambil.
Inilah efek dari sikap egois yang membuat kita menjadi pribadi yang kasar. Hati kita membeku, dan bahkan berpotensi untuk mati. Oleh karena itu seyogyanya kita menjauhi sikap-sikap tersebut kesediaan untuk mendengarkan orang lain, misalnya, tidak menunjukkan bahwa kita lemah, tapi justru membuat kita menjadi manusia yang bijak.
Langkah-langkah untuk menghindari sikap egois adalah dengan meyakini bahwa kita lemah dan suatu saat kita akan membutuhkan orang lain. Kita juga harus yakin bahwa kita tidak bisa hidup sendiri di dunia ini. Selain itu, kita juga harus yakin bahwa Allah akan menyayangi kita jika kita menyayangi orang lain dan menyayangi semua makhluk-Nya.

Dari buku Life is very beautiful 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar harus Sopan, tidak boleh mengarah pada Fitnah dan Sara